Tae Yong sibuk reharsal seharian. Hae Na sebal tak keruan karena tak bisa bertemu Tae Yong hari ini. Akan tetapi Hae Na sabar. Susahnya punya pacar artis itu begini, harus pacaran sembunyi-sembunyi. Tak apalah, yang penting Tae Yong dan Hae Na tetap bahagia.
.
Hae Na rindu sekali pada Tae Yong. Sudah seminggu lebih mereka tidak bertemu. Biasanya dia menyeludup ke dorm NCT demi temu kangen sama Tae Yong. Sayang sepertinya akhir-akhir ini tak bisa karena mereka udah ada rencana comeback, jadi Tae Yong sibuknya tidak keruan. Walaupun sudah comeback Tae Yong juga sibuk manggung kesana-kemari. Ini menyebalkan, tapi Hae Na harus paham.
.
Menyebalkan sih, bahkan untuk telepon saja Tae Yong tidak sempat saking sibuknya dia. Harusnya memang Tae Yong tidak pacaran dulu sih ya, sibuknya seperti itu. Pacaran hanya membuat dia tidak fokus. Entahlah, Hae Na pusing memikirkan ini.
.
“Hae Na!” seru Takao, teman sekampus Hae Na.
“Ada apa? Tumben panggil-panggil. Biasanya aku lewat gak digubris. Pasti lagi ada maunya,” tebak Hae Na.
“Temenin aku yaa……,” pinta Takao.
“Kemana?”
“Pesta ultah adik bungsuku? Aku butuh bantuan nyiapin ini-itu.”
“Dasar bocah ini. Kenapa harus aku? Gak ada yang lain? Temen-temen kamu itu pada kemana?”
“Mereka lagi sibuk sekarang. Ayolah…., kalau kamu aku mintai bantuan berarti aku menganggapmu teman dekat, ‘kan? Masa kau tak mau membantu teman dekatmu ini.”
“Haaahh… dasar. Teman dekat apanya? Kamu Hang Out aja gak pernah ajak-ajak. Kampret emang! Ya udah deh, pumpung lagi gak sibuk boleh deh.”
“Good. Yuk cus. Udah hampir telat.”
“Sekarang?”
“Iya, kapan lagi? Kelasmu ‘kan juga udah selesai Hae Na.”
.
Takao Miyori adalah sepupu Yuta. Ayah Yuta itu kakaknya ibu Takao. Takao jadi dekat sama Hae Na gara-gara Yuta dan Tae Yong. Takao kuliah di korea karena demi menemani Yuta di negeri asing.
Hae Na hanya menurut saja kala Takao menariknya ke parkiran.
“Hae Na, kau sudah lama gak ke dorm nct ya?”
“Begitulah, Tae Yong ‘kan juga sibuk, Takao.”
.
“Kau dan Tae Yong benar-benar hanya teman? Kenapa aku ngerasa kalian lebih dari itu ya? Tatapannu ke Tae Yong, cara Tae Yong memperlakukanmu, rasanya lebih dari sekadar itu.”
.
Aduh, Hae Na harus jawab apa? Emang Tae Yong dan dia mengklaim kalau mereka hanya teman. Ini demi kelancaran hubungan mereka. Kalau sampai kedengeran pak direktur ‘kan berabe jadinya.
.
Tae Yong bisa-bisa di kick kalau ketahuan pacaran. Lagian grupnya baru satu-dua tahun berjalan. Sayang sekali mengakhiri jalinan asmara yang sudah 4 tahun. Mereka ‘kan pacaran sejak sma tingkat awal. Jadi, mereka masih memilih untuk melanjutkan.
.
“Ah, iya kok. Kami cuma teman. Aku cuma teman dia.”
Teman perempuan (pacar), maksudnya. Batin Hae Na
“Oohhhh…., aku kira. Ya sudah, aku cuma penasaran.” Hae Na samar-sama bernapas lega. Untung Takao tidak mendebat macam-macam. Pria pintar ini biasanya kukuh mempertahankan pendapatnya. Ia akan membuktikan kalau pendapatnya benar. Hae Na sering melihat Yuta sampai tak bisa berkata-kata dan setuju saja saat menerima debatan dari Takao.
.
Takao sebenarnya sangat tampan. Yuta kalah jauh. Mungkin SM akan merekrutnya kalau dia berjiwa seni. Sayangnya Takao tak suka seni. Ia anak ramah yang suka pelajaran dan pandai berbicara. Dia anak sederhana yang sampai pergi ke korea demi menaati perintah orangtuanya untuk menemani Yuta.
Oh iya, bukanya keluarga Takao ada di jepang? Kok adik bungsu sih? Hae Na bingung.
.
“Kenapa dengan wajahmu itu? Ayo turun, bantu aku cari hadiah.” Tak terasa mereka sudah sampai Namdaemun. Hae Na pun ikut-ikut saja.
.
“Adikmu itu perempuan atau laki-laki?” tanya Hae Na. Ia bingung hadiah apa yang bagusnya dibeli.
“Kembar perempuan dan laki-laki.”
“Umur berapa?”
“6 tahunan.” Masih anak-anak? Banyak sekali perbedaan umurnya. Takao 21 ‘kan? Beda 1 tahun lebih muda dibanding Yuta.
.
Tak butuh lama mereka sudah dapat hadiahnya. Takao langsung pesan delivery jajjangmyun sebanyak 50 porsi ke suatu alamat lalu pergi ke suatu tempat setelah itu. Hae Na hanya bisa mengekor saja di jok belakang sepeda motor Takao.
.
Ini ‘kan panti asuhan. Maksud Takao dengan adik bungsu adalah anak panti?
“Selamat ulang tahun, Kyung Hwan, Kyung Eun.” Takao langsung dipeluk kedua anak kembar ketika masuk halaman panti.
“Kak Takao ingat?” tanya Kyung Eun, yang perempuan.
“Tentu dong sayang. ‘Kan kakak udah janji mau ngasih pesta ulang tahun kalau kalian jadi anak baik buat ibu panti. Ya ‘kan? Masa kakak ngingkarin janji sih sama kalian”
“Wah, beneran?” Kyung Hwan tampak antusias
“Iyaaa…., nanti ada kue ultah sama jajjangmyun juga loh buat kalian dan kakak-kakak panti kalian.”
“Hore!” Keduanya bersorak gembira.
.
Pesta kecil super sederhana ini sangat meriah. Puluhan anak panti tersenyum dan tertawa penuh kebahagiaan di pesta kecil ini. Acaranya tak lama pula. Hanya sekitar 40 menit. Takao baik sekali ternyata.
.
“Bagaimana pestanya? Seru? Maaf loh bikin repot.”
“Gak papa kok Takao. Aku malah seneng. Yaudah aku mau pulang ke kostku dulu ya.”
“Eh, mau lewat mana? Sini aku anter.”
“Gak usah, Takao. Aku bisa pulang sendiri kok pake kereta api bawah tanah.”
“Ei…. aku yang bawa kamu ke sini. Aku harus yang ngebalikin dong. Ayo cepetan naik.” Takao menahan dan memaksa Hae Na naik ke motornya. Baiklah, kali ini Hae Na tak mau keras kepala. Sebenarnya capek juga Hae Na seharian ini kesana-kemari. Lagian tadi banyak sekali tugas yang Hae Na kerjakan.
“Baiklah.” Hae Na pun menuruti kata Takao.
.
“Omong-omong, memangnya kau tahu rumahku di mana?” tanya Hae Na.
“Tentu saja. Yuta sering khawatir sama kamu. Jadi, dia selalu nelpon aku setelah kamu mau pulang dari dorm nct buat ngejagain supaya gak terjadi apa-apa. Malem-malem cewek jalan sendirian ‘kan bahaya.”
“Aw, Yuta Oppa so sweet yah. Eh, jadi kamu suka ngikutin aku pas aku pulang dari dorm nct kayak stalker gitu?”
“Stalker? Enak aja ngatain aku kayak gitu. Kamu harusnya manggil aku guardian angel, bukan stalker!”
“Terserah deh.”
.
Malamnya, Hae Na dapat pesan dari Tae Yong
Gmn kabar kamu?
Yah, gitulah
Kangen?
Jelas Iya dong, bego.
Ngambek?
Gak, siapa bilang. Pengen ketemuan…. tapi kamu gak bisa, ‘kan?
Malem ini bisa, di Kafe s**bag, sekarang. Ak tunggu.
Gak mau. Kamu pasti disuruh istirahat 3 hari habis bikin MV ‘kan buat persiapan comeback. Udah bobok aja. Nanti kamu sakit.
Aku pengen ketemu kamu….
V-call aja gimana?
Gak sembuh kangenya.
Yaudah sini kecup jauh aja. Muah muah… Love You Taeyong….
Hmmm…
V-call ih V-call pen liat mukamu.
Iya…
.
Hae Na dan Tae Yong pun V-call an
“Berantakan sekali rambut kamu. Gak biasanya. Kalau mau tidur biasanya kamu sisiran dulu.”
“Gak sempet. Tapi aku udah mandi sama keramasan.”
“Yaya. Jaga kesehatanya ya Yongie..”
“Iya.”
“Kak Yuta mana?”
“Kok malah nanyaYuta.”
“Gapapa, biar kamu cemburu dikit. Biar wajahmu imutan dikit. Pas kamu cemburu gitu mukanya lucu deh.”
“Haaahhh… kamu ini.” Tae Yong menghela nafas lemah.
“Udah setahun kita nggak kencan lagi ya.”
“Hmm…”
“Pengen kencan sama peluk-pelukan kayak dulu…. tapi kayaknya sekarang udah gak mungkin ya.” Apa Hae Na salah ambil topik? Wajah Tae Yong berubah drastis.
“Begitulah…, sabar ya. 5 tahun lagi kontrakku habis.” Ucapan Tae Yong menenangkan, tapi hati Hae Na khawatir. Khawatir akan rasa aneh di dadanya dan firasat buruknya yang mengatakan semua ini tidak akan baik-baik saja.
“Apa hubungan kita masih akan bertahan sampai lima tahun kedepan?” Hae Na mengungkapkan kecemasanya. Sesaat, Tae Yong terdiam.
“Mungkin…. jangan menyerah sama keadaan. Aku sayang kamu. Aku gak mau ngelepasin kamu.” Tae Yong tampak serius. Komitmenya terhadap Hae Na tidak main-main. Ketulusan terpancar dari wajahnya. Hati Hae Na bisa merasakanya. Tapi kecemasanya itu juga tak bisa diremehkan.
“Bagaimana kalau kau menemukan gadis yang lebih baik dariku dan tidak mencintaiku lagi lalu mencampakkanku. Aku… aku… aku bingung. Aku cemas, aku takut Tae Yong, akan hubungan kita ini. Penuh halangan dan rintangan. Aku frustasi memikirkanya. Bagaimana jika…,”
“Aku tahu kau cemas, tapi percayalah padaku. Percayalah, Tuhan tahu yang terbaik.” Ia menyela kata-kata Hae Na.
“Baiklah kalau begitu. Yongie, aku sayang kamu. Aku ngantuk, aku tidur dulu.”
“Sembuh kangenya?”
“Belum sih, tapi besok ‘kan masih bisa V-call an lagi. Besok cuma reharsal-reharsal sampai jam 9 ‘kan. Kamu tidur gih, reharsalnya ‘kan jam 6, pagi.”
“Kok tau?”
“Tau dari kak Yuta. Kemaren kita telponan pas lagi break sampai lama. Jadinya tahu.”
“Yuta Yuta Yuta… kamu naksir?”
“Nggak, kita cuma lagi deket aja.”
“Ugh…”
“Hahahah…. jangan kayak gitu. Yuta cuma kenalan, dan kamu prince di hatiku.” Tae Yong ngeblush.
“Aigoooo…. kyutie… ngeblush segala. Kiyowo banget walaupun tampang kece maksimal manly tak diragukan.”
“Paan sih”
“Nice dream Yongie.. night!”
“Hmm…”
.
Hae Na pun pergi ke ranjang. Saat ia hampir terlelap, ia jadi ingat tiba-tiba masih ada tugas yang belum ia kerjakan. Tugas dari dosen memang bukan main banyaknya. 3 hari lagi sih mengumpulkanya, mengingat 2 hari besok sama sekali tak ada kelas. Akan tetapi hati Hae Na tidak tenang sebelum semuanya beres. Akhirnya Hae Na lembur.
.
Ia dulu sangat serampangan. Tae Yong sangat-sangat menghindari Hae Na dulu karena menurut Tae Yong, Hae Na itu menjijikkan. Bukanya Tae Yong berlebihan, waktu itu Mysopobhia Tae Yong masih parah. Duduk di bangku sekolahnya saja harus dilapisi selimut tipis dulu. Tapi entah bagaimana mereka jadi dekat.
.
Sebenarnya Hae Na sih yang memutuskan untuk berubah. Hae Na mulai menyukai Tae Yong. Siapa sih yang tidak tergoda dengan paras tampan Tae Yong? Siapa yang gak meleleh karena kebaikanya? Siapa yang gak terpesona dengan kekerenan Tae Yong? Kalau dia tak setampan itu mana mungkin dia jadi model.
.
Hae Na sangat malu. Ia malu jika kerapian seorang gadis kalah dari pemuda yang ia sukai. Tae Yong akhirnya mau dekat-dekat dengan Hae Na, lalu seiring berjalanya waktu Tae Yong menyukai Hae Na balik. Hae Na sebenarnya bingung juga, bagaimana bisa Tae Yong yang populer menyukainya balik.
.
Hae Na begadang sampai pagi. Ia ketiduran selama 3 jam saat malam dan pekerjaanya belum selesai-selesai. Tugas sialan ini benar-benar sesuatu. Banyak sekali tuntutan tugas yang satu ini.
.
Sekitar pukul 6, Hae Na bisa tidur juga. Baru beberapa saat Hae Na tertidur, ada orang yang menekan bel. Dengan sangat-sangat malas, Hae Na menuju ke pintu.
“Ada apa ya?”
–:-:-:–TBC–:-:-:–